Senin, 03 Agustus 2009

Titian Muhasabah: Kembalinya Air Mata TAUBAT..

"Kata-kata cinta terucap indah. Mengalir berdzikir di kidung doaku. Sakit yg kurasa biar jadi penawar dosku..Butir-butir cinta air mataku, teringt semua yang Kau beri untukku. Ampuni khilaf dan salah, selama ini ya Ilahi...Muhasabah cintaku"
Saudaraku...
Sejak diciptakan oleh Allah, manusia selalu berada di atas sebuah titian perjalanan.
Dunia bukanlah negeri untuk ditinggali selamanya. Akan tetapi ia adalah tempat persinggahan dan sekedar untuk lewat saja …

Perjalanan ini tidak akan pernah berakhir kecuali setelah kita menghadap Allah. Barangsiapa yang berlaku baik di dalam perjalanannya niscaya akan diberi balasan dengan kenikmatan abadi di surga… Dan barangsiapa yang berlaku jelek di dalam perjalanannya niscaya akan dibalas dengan siksa yang pedih di dalam Jahannam.
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha bijaksana” (QS. An Nuur [24] : 10). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya” (QS. An Najm [53] : 32). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Rahmat-Ku amat luas meliputi segala sesuatu” (QS. Al A’raaf [7] : 156)

Saudaraku....
Pintu taubat selalu terbuka lebar, ia menanti kedatangan hamba-hamba yg ingin meraihnya
Jalan kaum yang bertaubat telah dihamparkan, …
Ia merindukan pijakan kaki ini..
Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan kepada Azza wajalla

Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan hawa nafsu, paksalah ia untuk tunduk dan taat kepada Tuhannya. Dan apabila telah benar-benar bertaubat kepada Allah kemudian sesudah itu terjatuh lagi di dalam maksiat -sehingga memupus taubat yang terdahulu- janganlah malu untuk memperbaharui taubat untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih berulang maka teruslah bertaubat.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar bertaubat kepada-Nya” (QS. Al Israa’ [17] : 25). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Dzat Yang Maha pengampun lagi Maha penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan” (QS. Az Zumar [39] : 53-54)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian” (Shahih Ibnu Majah)

Tuhan....dosaku menggunung tinggi
tapi rahmat_Mu melangit luas
harga selautan syukurku, hanyalah setitis nikmat_Mu di bumi
Tuhan...walau TAUBAT sering ku mungkir
namun PENGAMPUNAN_Mu tak pernah bertepi (Nasyid song)

Biarkan semua mengalir bak rinai hujan, mengering tak subur kembali bagai diterpa kemarau yang tak berkesudahan, karena keyakinan telah menempa diri akan tergantikan dengan taman kebahagiaan yang mengalirkan madu-madu CINTA mempermanis IMAN. Angin berbicara lewat deruannya yang memberikan kesejukan di setiap sudut pertiga malam. Guntur bergemuruh teratur disambut kilatan petir yang memancar indah. Dedaunan merunduk 'tersenyum' dibalik tetesan embun yang menitis perlahan ke bumi. Sahutan binatang malam bersahutan menyambut doa JIWA yang telah ikhlas berserah. Malam pun merangkul penuh kehangatan, membiarkan perjuangan meraih ma'rifat dalam takarrub yang berhias khauf dan roja.

Takkan berakhir di sini. Karena setiap takbir, rukuk, dan sujud akan menjadi saksi pengabdian yang tak pernah bertepi, hingga waktu itu tiba.."Ya ayyuhannafsul muthma'innah. Irji'i ila rhadhiyatammardhiyyah. Fadkhuli fi 'ibadi, wadkhuli jannati...." (QS. Al-Fajr: 26-30)

"..Innallaha yuhibbuttawwabina, wa yuhibbulmutatohhirin.." Sesunguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertubat dan orang-orang yang mensucikan diri..

Oleh sebab itu, orang yang berbahagia adalah yang selalu bersiap-siap untuk menempuh perjalanan ini dan membekali dirinya untuk itu. Dia pun mempersiapkan bekal ketakwaan dan amal shalihnya. Sedangkan orang yang celaka ialah orang-orang yang menyia-nyiakan umurnya di dalam kelalaian dan kemaksiatan. Sehingga kedatangannya tatkala menghadap Tuhannya ia divonis sebagaimana para pendurhaka, pelaku dosa dan kesalahan.

Sementara itu, di dalam perjalanannya menuju Allah seorang hamba pastilah akan mengalami sesuatu yang tidak terpuji, baik berupa ucapan maupun perbuatan; sebab manusia bukanlah makhluk yang ma’shum (terjaga dari salah dan dosa). Dia tidak pernah lepas dari sifat lupa dan lalai. Dan karena kemaksiatan-kemaksiatan merupakan sebab timbulnya murka Allah terhadap hamba dan pemicu ditimpakannya hukuman atasnya maka Allah ‘azza wa jalla tidaklah menelantarkan hamba-hamba-Nya menjadi tawanan maksiat. Allah tidak membiarkan mereka terjebak dalam kebingungan dan kekalutan. Akan tetapi Allah melimpahkan nikmat yang sangat agung kepada mereka. Allah karuniakan kepada mereka sebuah anugerah yang sangat besar. Yaitu dengan dibukakan-Nya pintu taubat dan inabah bagi mereka. Kalau seandainya Allah tidak memberikan taufik kepada hamba-hamba-Nya untuk bertaubat dan tidak memberikan nikmat diterimanya taubat itu pastilah hamba akan terjebak dalam sebuah kondisi sempit yang amat menyusahkan. Sehingga merekapun diliputi rasa putus asa dari mendapatkan ampunan. Dan harapan mereka untuk bisa mencari kedekatan dengan Tuhannya pun menipis dan terputuslah keinginan mereka untuk bisa meraih ampunan, kelapangan dan kelonggaran.

Allah Maha pengampun, Maha penerima taubat dan Maha penyayang. Allah menyifati diri-Nya di dalam Al Qur’an bahwa Dia Maha pengampun lagi Maha penyayang hampir mendekati 100 kali. Allah berjanji mengaruniakan nikmat taubat kepada hamba-hamba-Nya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan sejauh-jauhnya” (QS. An Nisaa’ [4] : 27)
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha bijaksana” (QS. An Nuur [24] : 10). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya” (QS. An Najm [53] : 32). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Rahmat-Ku amat luas meliputi segala sesuatu” (QS. Al A’raaf [7] : 156)

Saudaraku....
Pintu taubat selalu terbuka lebar, ia menanti kedatangan hamba-hamba yg ingin meraihnya
Jalan kaum yang bertaubat telah dihamparkan, …
Ia merindukan pijakan kaki ini..
Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan kepada Azza wajalla

Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan hawa nafsu, paksalah ia untuk tunduk dan taat kepada Tuhannya. Dan apabila telah benar-benar bertaubat kepada Allah kemudian sesudah itu terjatuh lagi di dalam maksiat -sehingga memupus taubat yang terdahulu- janganlah malu untuk memperbaharui taubat untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih berulang maka teruslah bertaubat.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar bertaubat kepada-Nya” (QS. Al Israa’ [17] : 25). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Dzat Yang Maha pengampun lagi Maha penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan” (QS. Az Zumar [39] : 53-54)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian” (Shahih Ibnu Majah)

Tuhan....dosaku menggunung tinggi
tapi rahmat_Mu melangit luas
harga selautan syukurku, hanyalah setitis nikmat_Mu di bumi
Tuhan...walau TAUBAT sering ku mungkir
namun PENGAMPUNAN_Mu tak pernah bertepi (Nasyid song)

Biarkan semua mengalir bak rinai hujan, mengering tak subur kembali bagai diterpa kemarau yang tak berkesudahan, karena keyakinan telah menempa diri akan tergantikan dengan taman kebahagiaan yang mengalirkan madu-madu CINTA mempermanis IMAN. Angin berbicara lewat deruannya yang memberikan kesejukan di setiap sudut pertiga malam. Guntur bergemuruh teratur disambut kilatan petir yang memancar indah. Dedaunan merunduk 'tersenyum' dibalik tetesan embun yang menitis perlahan ke bumi. Sahutan binatang malam bersahutan menyambut doa JIWA yang telah ikhlas berserah. Malam pun merangkul penuh kehangatan, membiarkan perjuangan meraih ma'rifat dalam takarrub yang berhias khauf dan roja. 

Takkan berakhir di sini. Karena setiap takbir, rukuk, dan sujud akan menjadi saksi pengabdian yang tak pernah bertepi, hingga waktu itu tiba.."Ya ayyuhannafsul muthma'innah. Irji'i ila rhadhiyatammardhiyyah. Fadkhuli fi 'ibadi, wadkhuli jannati...." (QS. Al-Fajr: 26-30)

"..Innallaha yuhibbuttawwabina, wa yuhibbulmutatohhirin.." Sesunguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertubat dan orang-orang yang mensucikan diri..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar