Keagungan itu bisa dirasakan dalam setiap helaan nafas
sela jemari, menelusuri biduk hati yang bercengkrama
menyatukan diri untuk sebuah asa....
Benarkah setiap lingkup hidup ini adalah peluang?
hingga disetiap sudutnya ada kesempatan yang terukir dengan nyanyian mimpi,
.......terlalu lama menanti jawaban
Benarkah setiap diri kita sedang mencari integritas diri,
mencari orang-orang yang bisa memahami keberadaan kita
mencari kehidupan yang mampu menopang kita
meaningless....untuk sebuah cerita
but....this is true!
Perjalanan yang terasa sangat panjang terkadang hanya
menjadi sebuah tapak sejarah yang tak berarti
pencarian yang tak tau kemana arah akan dituju
Keagungan adalah bersitan harapan
yang memadukan rasa syukur dan dzikir bagi hamba-hamba
yang percaya bahwa hidup adalah kepastian
menuju keabadian....
tiada yang tak mungkin untuk dicapai
jika keyakinan tertanam,,,bahwa Allah akan menyertai setiap
prasangka hambaNya.
Perjalanan Malam: Sendiri menyepi
Saat-saat bercengkrama bersama tautan hati yang tiada seorang pun mampu meng-hijabnya. Menceritakan segala keinginan, kebaikan, keburukan, keresahan, kesedihan..Seandainya saja semua kalimat-kalimat itu dapat di ekspresikan oleh lisan, maka dia tak akan pernah berhenti tercurahkan. Namun sayang, lisan tak sekuat itu walapun hanya sekedar berucap lirih....Detik ini...tak ubahnya perjalanan kemarin. Pengharapan yang tak pernah henti. Membuang semua "topeng" diri yang selalu dipakai dalam kata-kata perjuangan, hingga membuat kemuliaan menjadi pudar. Pribadi yang terkadang tidak tulus, menutupi semua kebersihan HATI yang sungguh terjaga dengan kefitrahannya. Berteriak "takbir" namun jiwa diliput kecemasan dan kegalauan akan penghidupan dunia yang setiap jam, menit, detik menuntut dan menteror pemikiran dan angan. Menguntai petuah-petuah indah sebagai diri yang bernaung di jalan dakwah, namun membelakanginya dalam perjalanan yang berbeda arah, tiada pertanggungjawaban. Ironisnya....bayangan itu menjadi pengiring gerakan...
Semuanya....melebur dalam jiwa di detik ini, membuka diri untuk satu CINTA. Menghilangkan semua rasa malu, merobohkon benteng keangkuhan yang selalu di jaga saat kilaunya dunia menerangi. Mengatakan yang sejujurnya, tanpa berkilah dan menutupi kebohongan-kebohongan diri. Detik yang mengembalikan sosok yang seakan baru dilahirkan. Yang menangis tanpa berniat membendung aliran air matanya. Yang menghiba dalam gemetar dan peluh tulusnya. Yang menyatukan hati, pikiran, jiwa dan jasadnya dalam rangkaian muhasabah CINTA, seakan tak ingin menggantikan detik ini dengan detik-detik lain yang selalu membawa "topeng" itu kembali! Allahu Rabbi.......
Keheningan semakin menghantarkan diri pada peraduan TASBIH, TAHMID, TAHLIL, dan TAKBIR, yang membumi menggemparkan makhluk alam yang berarak bak awan dalam pengabdiannya kepada Sang Maha CINTA. Sungguh! ini keterpurukan, kegalauan, kekerdilan, kebinasaan, kebusukan, ke......., diri yang berharap akan terkikis bersama bait-bait pengampunan. Dinding-dinding seakan merapat ingin membagi kekuatan mengucapkan kalimat: "ALLAH Engkau dekat". Hamparan sajadah terbentang mesra menampung diri yang timpang dan mengucapkan: "ALLAH aku Cinta". Temaram cahaya menyebar ingin melukiskan sirat wajah yang membentuk telaga dan mengucapkan: "ALLAh aku ridho untuk semua hidup dan matiku...".
Biarkan semua mengalir bak rinai hujan, mengering tak subur kembali bagai diterpa kemarau yang tak berkesudahan, karena keyakinan telah menempa diri akan tergantikan dengan taman kebahagiaan yang mengalirkan madu-madu CINTA mempermanis IMAN. Angin berbicara lewat deruannya yang memberikan kesejukan di setiap sudut pertiga malam. Guntur bergemuruh teratur disambut kilatan petir yang memancar indah. Dedaunan merunduk 'tersenyum' dibalik tetesan embun yang menitis perlahan ke bumi. Sahutan binatang malam bersahutan menyambut doa JIWA yang telah ikhlas berserah. Malam pun merangkul penuh kehangatan, membiarkan perjuangan meraih ma'rifat dalam takarrub yang berhias khauf dan roja.
Takkan berakhir di sini. Karena setiap takbir, rukuk, dan sujud akan menjadi saksi pengabdian yang tak pernah bertepi, hingga waktu itu tiba.."Ya ayyuhannafsul muthma'innah. Irji'i ila rhadhiyatammardhiyyah. Fadkhuli fi 'ibadi, wadkhuli jannati...." (QS. Al-Fajr: 26-30)
Im' Syaza: Juni, 28_Detik-detik dalam penantian yang indah..
Pada-Mu kubertanya lewat setiap SUJUDku..
Merasakan, sudah terlalu jauh kaki ini melangkah
memutar arah yang disinggahi di setiap pertemuannya
bertanya pada setiap aliran air yang seakan meneduhkan dalam gemericiknya
membaur dengan belantara hutan yang menyelimuti saat terik mentari
berlomba menyebarkan sengatannya..
hanya sebatas teman dialog yang berbisik
Cinta manakah yang hadir ini?
Memang, hati ini terlalu pandai menutup diri
bagaimana ia mencari di setiap sela doa
menyimpannya dalam rapatnya ruang yang terjaga
mengingatnya dalam keterpurukan
menantikannya dengan segunung keyakinan
sugesti....dan di utuhkan dengan doa
Semua berlangsung lama, seolah tak mengapa
merasa, ada keridhoan yang merangkulnya
Ghiroh itu di taburi bunga-bunga akan kekuatan azam
yang begitu meraja, tak peduli pada apapun
detik-detik kebahagiaan yang membayang
mengalahkan semuanya
begitu indah......
Cinta manakah yang hadir ini?
Kesabaran, keikhlasan dalam penantian
tertempa dengan sendirinya
Maha suci Allah...
mendidik pribadi yang bisa memberikan manfaat untuk orang lain
hari-hari penuh pembelajaran dan ibadah yang penuh harapan
Cinta manakah yang hadir ini?
Dan pada akhirnya, doa-doa itu terkabulkan
kebahagiaan berpadu sujud syukur meruntuhkan penantian yang terasa lama
harapan akan meniti kebahagiaan kembali menggunung
tapi........., itu hanya hitungan menit
digantikan oleh kekecewaan yang membuat hati ini terbuka
akal ini kembali berpikir mengulang perjalanannya
seolah tak percaya akan mendapat jawaban tak serupa yang terlukiskan
dalam bingkai hati.....
sempat terucap: mengapa terjadi??
Cinta yang hadir ini adalah....
Perlahan,,semua mulai terjawab
Sungguh, tak bisa menebak rahasia-rahasia-Mu
yang penuh ibroh..
dihadapkan pada berbagai macam jawaban yang membuat hati tertunduk malu
karena ia menyimpan 'kekeliruan' dalam menafsirkan
mendahului ketetapan yang telah ada dengan sugesti yang berlebihan
melupakan satu sumber yang tak akan pernah tergantikan
Menyesal??
sebaliknya, BERSYUKUR...
perjalanan keliru yang membuat diri terbina akan qadha-Nya
menuai petuah indah untuk kelemahan diri yang sering menang
daripada kekuatan yang mestinya mampu menopang
mengambil kembali makna keIkhlasan, Ketulusan, dan Kesabaran
yang sempat terambil oleh keegoisan
dan....memupuk keyakinan yang semakin tertanam bahwa diri........
memang milik yang SATU
kembali merajut harapan-harapan yang dijanjikan Allah
tidak untuk yang lain
diri yang tak bisa sesempurna bunda Rabi'ah dalam menjangkau Mahabbah
tak sekuat Khadijah dalam perjuangan meneguhkan agama
tak secerdas bunda Aisyah....
Ku temukan Cinta-Mu dalam Sujudku
Wahai penilai hati, lihat batinku...
nyaris membisu karena terpaku akan keBesaran-Mu
yang tak tak dapat aku jelajahi sepenuhnya
meski ia bertebaran menyapu langit dan bumi-Mu
tertatih menuju-Mu....tak mengapa.
karena rahasia itu hanya Kau yang tau
tuntun hatiku dalam SABAR menanti cinta..
{Warna_28 Desember: Penantian penuh Anugerah}
"Allah SWT berfirman: jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah; 'cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'arasy yang agung". (QS. At-Raubah: 129)
subhanallah!hl trslt tuk mrlkn semua hny tuk 1 pengabdian utuh pd Allah.aplg kl qt dh mencintai sesuatu.
BalasHapusditunggu best sentence slnjtny ukhte..lam ukhwh
beuu....jngn2 cik_Q lg jatoh cinto neeh...cemoga nt dksh ALLAh yg t-baek y cik..
BalasHapuslah siap nian po??heehe...pecayo2 cik.dak susah ko cik tu cr calon pakcik put ne.tp,cik bilang:blm wktny n biar Allah yg ksh..hahahah..mengutip omngn penulis.
cemangat cik_koww yg Coleha..!!